Ketika membaca Amsal 6:20 yang menunjuk pada "ajaran ibumu", saya teringat akan beberapa ajaran ibu saya yang unik, yang telah banyak menolong saya.
Jangan Menyiakan Ajaran Ibu
Ajaran ibu yang pertama sering saya sebut "ajaran dapur yang hangat". Setiap kali kami pulang dari sekolah atau ketika masa liburan tiba, dapur kami menjadi hangat karena Ibu kerap memanggang roti atau memasak sampai jendela-jendelanya beruap. Dapur pun menjadi hangat karena kasih ibu.
Ajaran kedua saya sebut "ajaran menurut cara pandang Ibu". Ketika saya mengadukan hal-hal yang mungkin kekanakan padanya, Ibu sering berkata "tak perlu kau hiraukan" atau "sepuluh tahun lagi kau pasti sudah lupa hal ini". Dengan nasihat-nasihatnya itu, saya belajar memiliki cara pandang yang benar atas berbagai masalah.
Namun yang terpenting dari semua ajarannya adalah "ajaran tentang iman". Ia memiliki kepercayaan yang teguh kepada TUHAN, sehingga Ia selalu kuat dan tenang setiap kali menghadapi ketakutan, tekanan, dan masa-masa cobaan yang kami hadapi dalam keluarga. Bertahun-tahun yang lalu Ibu telah berbahagia bersama Tuhan di Surga. Namun hingga saat ini saya terus berterima kasih atas semua ajarannya yang telah banyak menolong melalui masa-masa sulit.
Kaum ibu Kristiani, anda juga sedang menuliskan "ajaran-ajaran" dalam kehidupan anak-anak anda. Apakah ajaran-ajaran anda itu patut di ingat?, renungkanlah hal ini, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar